Untuk kesekian kalinya, saya memanfaatkan tiket promo Air Asia (“AA”) Jakarta – Yogyakarta (“Yogya”) pp yang saya beli pada 16 Februari 2012 dengan harga Rp. 197.998,00. Berangkat ke Yogya 3 November 2012 dengan (“AA”) QZ 7552, pukul 09.30, menempati seat 10 F.
Beginilah suasana menit-menit menjelang pendaratan di Bandara Yogya.
Air Asia menjelang berangkat |
Menyusuri pantai selatan Jawa |
Melintas di atas Yogya |
Yogya semakin dekat, siap mendarat |
Tiba di Yogya, bersebelahan parkir pesawatnya dengan Lion Air |
Setelah mendarat di Yogya, saya mampir makan siang dulu di Pecel Wader Bu Amad yang sudah banyak dibahas di berbagai blog. Lokasinya di sisi timur traffict light pintu gerbang bandara, persis di bawanya, alias di pojokan jalan. Beginilah tampilan pecel wader.
Pecel wader Bu Amad, di gerbang Bandara Yogya |
Cukup murah kesimpulannya. Dua porsi nasi pecel, satu piring kecil wader goreng, dua es teh manis, menimbulkan kerusakan sebesar Rp. 16.000.
Sehabis makan meluncur ke arah timur atau Jalan Yogya – Solo. Melihat di sisi kanan jalan ada Candi Kalasan, saya menyempatkan diri untuk mampir.
Candi Kalasan |
Gerakan berikutnya, menyeberang jalan untuk menengok Candi Sari. Seperti inilah sosok candi itu:
Candi Sari |
Hari makin siang, saya meluncur ke Jalan Piyungan – Prambanan, belok ke timur untuk melihat Candi Ratu Boko. Keputusan untuk mampir dibatalkan mengingat tempatnya yang cukup tinggi, setara tingginya dengan harga tiket masuk. Jadi, hanya sempat sampai di halamannya saja, baik dari sisi barat maupun sisi selatan.
Batal mengabadikan Candi Ratu Boko, mlipir ke timur ke area tengah sawah. Di sini bertemu dengan Candi Banyunibo. Beginilah wajah candinya:
Separoh energi tlah tergunakan, saatnya tuk melanjutkan ke tujuan utama, yaitu Air Terjun Sri Getuk (“Sri Getuk”).
Masuk kompleksnya membayar tiket Rp. 5.000,- (termasuk untuk parkir). Mampir ke Gua Rancang Kencono (“Gua”) yang letaknya berdekatan dengan Sri Getuk. Rasanya tak terlalu istimewa gua ini, maka saya hanya melihat sekilas saja dan langsung cabut ke Sri Getuk. Di sini saya ambil pilihan paket rafting (termasuk pelampung dan perahu) sebesar Rp. 25.000,-
Pertigaan Jalan Yogya Wonosari (setelah bandara gading) ke arah Sri Getuk Playen |
Masuk kompleksnya membayar tiket Rp. 5.000,- (termasuk untuk parkir). Mampir ke Gua Rancang Kencono (“Gua”) yang letaknya berdekatan dengan Sri Getuk. Rasanya tak terlalu istimewa gua ini, maka saya hanya melihat sekilas saja dan langsung cabut ke Sri Getuk. Di sini saya ambil pilihan paket rafting (termasuk pelampung dan perahu) sebesar Rp. 25.000,-
Di sini saya benar-benar menghabiskan waktu sampai saatnya obyek wisata ini tutup sekitar pukul lima sore. Beginilah suasananya :
Kalau menuju Sri Getuk Pulang melalui Jalan Yogya-Wonosari, maka pulangnya mencoba lewat jalur Panggang – Imogiri. Di tengah jalan yang gelap karena mendung, sempat istirahat sejenak mengambil gambar hutan jati.