LNG Carrier for first chargo (Bontang) 25 April 2012 :
ORF Muara Karang 24 April 2012:
Persiapan Pre-Commisioning 13 April 2012 :
Kamis, 03 Mei 2012
Jogja 21 April 2012
Travel to Jogja 21 April 2012. Berangkat dengan Garuda 212.
Ini kondisi kabin sesaat sebelum take off :
Perjalanan cukup lancar, walaupun seperti biasa delay kurang lebih 30 menit. Beginilah saat telah tiba di Bandara Jogja :
Selama di Jogja sempat menginap di Hotel Inna Garuda di Jalan Malioboro.
Ini kondisi kabin sesaat sebelum take off :
Perjalanan cukup lancar, walaupun seperti biasa delay kurang lebih 30 menit. Beginilah saat telah tiba di Bandara Jogja :
Selama di Jogja sempat menginap di Hotel Inna Garuda di Jalan Malioboro.
Selasa, 01 Mei 2012
Jogja 28 - 29 April 2012
Lagi, kali ini memanfaatkan tiket promo Air Asia ("AA") Jakarta-Jogja return Rp. 60.000. Berangkat dari Jakarta seharusnya 14.20 WIB, delay karena menunggu tibanya pesawat dari Denpasar. Diumumkan delay 20 menit, realitasnya delay satu jam termasuk karena antri take off pada urutan kedelapan. Beginilah kondisi AA 7550 sebelum take off :
Sebelum landing di Jogja, sempat ambil foto Merapi dari jendala pesawat :
Ini kondisi AA setibanya di Bandara Adisucipto Jogja :
Selama dua hari di Jogja menyambangi beberapa tempat kuliner. Makan malam burung puyuh bakar di Giwangan Umbulharjo depan persis klinik hewan, harga Rp. 8.500. Sarapan pagi soto Tamansari depan Hotel Dwi Warna. Harga kelihatannya masih cukup murah, dua porsi soto nasi campur, es teh manis, kerupuk, tambah nasi satu porsi, total kerusakan Rp. 15.500 saja. Mana ada harga soto di Jakarta yang seperti ini. Dari sisi rasa tak kalah dengan soto yang lebih dulu populer dan melegenda di daerah sini, yaitu soto Pak Marto yang pagi itu padat pengunjung.
Sebelum balik Jakarta, makan siang dulu di sate kambing Yu Surat Jalan Bantul. Pesen tongseng yang ternyata satu porsinya sangat banyak sehingga lebih cocok untuk berdua. Nasi bebas ambil sendiri. Ditambah dua kerupuk mengakibatkan kerusakan sebesar Rp. 19.000.
Pukul 14.25 WIB meluncur ke bandara Jogja. Baru kali ini lihat bandara yang bisa crowded . Sejumlah penumpang harus berdiri karena tidak mendapatkan tempat duduk. Apa gerangan kata mereka yang mendapatkan pelayanan seperti ini, apalagi wisman. Seperti inilah kondisinya:
Dan inilah pesawat AA 7551 yang ditunggu saat akan lepas landas menuju Jakarta:
Sampai Bandara Soeta disuguhi kemacetan yang luar biasa di dalam kompleks bandara. Betapa menyebalkan dan mengerikan melihat kemacetan dalam bandara. Jangan-jangan memang seperti inilah pemandangan setiap Minggu sore sampai malam di sini. Satu setengah jam dibutuhkan oleh Damri untuk berputar-putar di area Bandara.
Sebelum landing di Jogja, sempat ambil foto Merapi dari jendala pesawat :
Ini kondisi AA setibanya di Bandara Adisucipto Jogja :
Selama dua hari di Jogja menyambangi beberapa tempat kuliner. Makan malam burung puyuh bakar di Giwangan Umbulharjo depan persis klinik hewan, harga Rp. 8.500. Sarapan pagi soto Tamansari depan Hotel Dwi Warna. Harga kelihatannya masih cukup murah, dua porsi soto nasi campur, es teh manis, kerupuk, tambah nasi satu porsi, total kerusakan Rp. 15.500 saja. Mana ada harga soto di Jakarta yang seperti ini. Dari sisi rasa tak kalah dengan soto yang lebih dulu populer dan melegenda di daerah sini, yaitu soto Pak Marto yang pagi itu padat pengunjung.
Sebelum balik Jakarta, makan siang dulu di sate kambing Yu Surat Jalan Bantul. Pesen tongseng yang ternyata satu porsinya sangat banyak sehingga lebih cocok untuk berdua. Nasi bebas ambil sendiri. Ditambah dua kerupuk mengakibatkan kerusakan sebesar Rp. 19.000.
Pukul 14.25 WIB meluncur ke bandara Jogja. Baru kali ini lihat bandara yang bisa crowded . Sejumlah penumpang harus berdiri karena tidak mendapatkan tempat duduk. Apa gerangan kata mereka yang mendapatkan pelayanan seperti ini, apalagi wisman. Seperti inilah kondisinya:
Dan inilah pesawat AA 7551 yang ditunggu saat akan lepas landas menuju Jakarta:
Sampai Bandara Soeta disuguhi kemacetan yang luar biasa di dalam kompleks bandara. Betapa menyebalkan dan mengerikan melihat kemacetan dalam bandara. Jangan-jangan memang seperti inilah pemandangan setiap Minggu sore sampai malam di sini. Satu setengah jam dibutuhkan oleh Damri untuk berputar-putar di area Bandara.
Langganan:
Postingan (Atom)