|
Boarding the aircraft AA QZ 7552
|
Seminggu setelah libur lebaran 2013, saya melakukan kunjungan singkat ke Yogyakarta ("Yogya"). Benar-benar luar biasa, sebuah perjalanan yang dirancang hampir setahun sebelumnya, tepatnya 17 September 2012 saat momen promo Air Asia ("AA"). Pada tanggal tersebut saya berhasil merebut satu tiket AA QZ 7552 di harga promo Rp. 58.900. Sayang, tiket balik ke Yogya tidak ada harga promo. Terpaksa cari tiket penerbangan lain yang akhirnya pada 24 Januari 2013 saya berhasil mendapatkan tiket Garuda Indonesia GA 0215 di harga promo Rp. 416.400 (sudah termasuk airport tax). Meski AA maupun GA sama-sama menyatakannya sebagai harga promo, nyata benar selisih harga antara keduanya, hampir tujuh kali lipat.
|
AA QZ 7552 siap tinggalkan Bandara Soetta
|
Meski libur lebaran telah berlalu, kepadatan di terminal 3 Bandara Soetta tetap saja terasakan. Saat itu ruang tunggu penuh dengan penumpang AA yang jadwal keberangkatannya berdekatan, yaitu ke Denpasar, Medan, dan Jakarta. Sejumlah penumpang bahkan tidak mendapatkan tempat duduk.
Untuk keberangkatan ke Yogya kali ini saya mendapatkan tempat duduk nomor 20 F dengan jadwal keberangkatan pukul 10.30. Penumpang baru dipersilakan masuk pesawat pukul 10.30 dan tinggal landas pukul 11.10. Terjadi kelembatan sekitar empat puluh menit.
Detik-detik Pendaratan di Yogya
Menjelang pendaratan di Yogya, dari kabin pesawat saya sempat mengabadikan beberapa spot seperti Stadion Mandala Krida dan jalan layang Janti.
|
AA QZ 7552 melintas Stadion Mandala Krida Yogya
|
Menatap Stadion Mandala Krida dari dalam kabin AA QZ 7552
|
|
|
AA QZ 7552 melintas Jalan Layang Janti Yogya
|
|
AA 7552 hampir menyentuh landasan Bandara Adisucipto
|
AA QZ 7552 touch down Adisucipto Airport
|
|
Sekitar pukul 12.10 pesawat mendarat dengan selamat di Bandara Adicucipto Yogya.
|
Air Asia QZ 7552 tiba di Yogya
|
Air Asia QZ 7552 has just landed at Yogya
|
|
Kotagede dan sekitarnya
Kunjungan singkat kali ini saya fokuskan ke Kotagede, lebih khusus lagi ke Masjid Agung Mataram Kotagede ("Masjid Kotagede"). Perlu waktu ternyata untuk kunjungan pertama kali ke masjid yang berlokasi di Jalan Watu Gilang ini. Sesuai informasi yang saya peroleh, yang pertama harus saya temukan adalah Pasar Legi Kotagede. Ternyata sekian tahun yang lalu beberapa kali saya melewati pasar ini, hanya saja tidak terlalu memperhatikan. Pasar Legi ini rupanya terletak di Jalan Mondorakan. Untuk menuju ke sini kita bisa masuk dari Jalan Kemasan atau Jalan Pramuka. Masjid Kotagede terletak di sisi barat Pasar Legi ke arah selatan sekitar 500 meter. Waktu yang tepat dan nyaman untuk berkunjung sebaiknya setelah siang hari karena pada pagi hari jalan di depan pasar macet dan tempat parkir sekitar Pasar Legi penuh dengan kendaraan. Secara pribadi saya tidak menyarankan untuk membawa mobil jika akan berkunjung ke Masjid Kotagede mengingat sempitnya jalan. Kalaupun membawa mobil, silakan parkir di deretan toko kerajinan perak yang agak jauh dari Pasar Legi. Bagi yang menguasai wilayah Yogya, sepertinya ada akses yang tidak harus melewati Pasar Legi.
|
Masjid Agung Mataram Kotagede
|
Kompleks Masjid Agung Mataram Kotagede
|
|
|
Kompleks Masjid Agung Mataram Kotagede
|
Ada dua pintu masuk menuju kompleks Masjid Kotagede, yaitu dari sisi timur (yaitu pada jalan searah dengan sisi barat Pasar Legi, tidak jauh dari tempat produksi Coklat Monggo yang cukup tenar di Yogya) atau sisi utara. Jika kita naik motor, masuk saja dari sisi utara. Kita akan menyusuri sebuah gang kecil yang di kiri kanannya masih terdapat rumah-rumah kuno, termasuk joglo dan oemah UGM. Motor bisa kita parkir di halaman Masjid Kotagede, sementara kita bisa berjalan-jalan menyaksikan rumah-rumah kuno atau mengitari kompleks masjid.
|
Kawasan Kota tua Kotagede
|
Eksotisnya peninggala rumamh kuno di Kotagede
|
|
Toko Motor Vespa Second Kotagede
Dalam perjalanan di Kotagede, tak sengaja saya menemukan sebuah toko motor second yang khusus menjual kendaraan merek Vespa. Lokasinya tidak jauh Masjid Kotagede dan makam Hastarengga.
|
Jual Vespa di Kotagede |
|
Jual Vespa Second di Kotagede |
Jamu Tradisional Krapyak
Satu hal yang saya usahakan untuk tak terlewatkan kala berkunjung ke Yogya adalah menikmati jamu tradisional di Jalan Ali Maksum Krapyak Yogyakarta. Penjual jamu ini menempati trotoar sebelah timur jalan, satu sisi dengan Pondok Pesantren Al-Munawwir, sekitar 50 meter sebelum pondok pesantren bila kita dari arah utara (perempatan Gading).
|
Penjual Jamu di Krapyak |
Saya beli tiga jenis jamu di tempat ini. Jamu beras kencur (Rp. 3.500,- per porsi), jamu kunyit asam atau kunir asem (Rp. 4.000,- per porsi), dan jamu sari temulawak (Rp. 4.000,- per porsi). Jika kita minum di tempat, minumnya bukan memakai gelas namun memakai batok kelapa.
Kembali Ke Jakarta
Minggu sore (25 Agustus 2013) saya telah tiba di Bandara Yogya, siap untuk kembali ke Jakarta menggunakan GA 215 yang seharusnya berangkat pukul 18.25. Untuk kesekian kalinya saya mengalami keterlambatan penerbangan dari Bandara Yogya ini, tak terkecuali dengan maskapi full service seperti Garuda ini. Atas keterlambatan ini Garuda memberikan kompensasi sebuah roti dan sebotol air mineral. Pesawat baru diberangkatkan sekitar pukul 19.30 dan saya menempati tempat duduk nomor 29 A.
|
Garuda Indonesia GA 215 siap tinggalkan Yogya |
|
Boarding GA 215 leaving for Jakarta |