Membaca tulisan bertajuk :”Jetstar Mendapat
Predikat Sebagai Maskapi Paling Sering Terlambat” (di sini), sontak mengingatkan pengalaman
saya dengan maskapi ini dalam perjalanan pulang pergi Jakarta-Perth pada libur
lebaran 2013. Perjalanan pulang maupun pergi sama-sama mengalami keterlambatan.
Penerbangan pulang dari Perth lebih parah, terlambat sekitar tujuh jam sehingga
membuat saya terdampar dan menginap di Bandara Peth.
Perjalanan kali ini diawali dengan pembelian
tiket berikut bagasi 15 kg pada 14 November 2012. Berangkat 4 Agustus 2013
dengan JQ 115 pukul 20.25 (harga tiket Rp. 2.039.000). Pulang 9 Agustus 2013
dengan JQ 114 pukul 02.20 (harga tiket seharga AUD 244). Awalnya, saya
begitu antusias menyambut datangnya perjalanan ini. Ini akan menjadi pengalaman
pertama saya merasakan penerbangan langsung Jakarta – Perth pulang pergi.
Keberangkatan di Bandara Soekarno Hatta
Antri mengular di counter check in Jetstar Bandara Soetta |
Dua setengah jam sebelum keberangkatan saya
tiba di bandara dan langsung menuju counter. Kendati penerbangan masih lama,
penumpang yang antri ternyata luar biasa panjangnya. Bisa jadi ini karena
bertepatan dengan libur panjang lebaran. Antrian sebanyak dua baris (sesuai
dengan jumlah counter), mengerucut dari arah berlawanan. Sebagian besar membawa
bertumpuk-tumpuk kopor berukuran jumbo.
Dalam kondisi seperti ini, “main mata”
pun terjadi agar tidak perlu antri dan proses check in bisa didahulukan. Main
mata melibatkan koordinasi yang manis antara petugas Jasa Angkasa Semesta (JAS)
yang menggunakan rompi hijau, petugas perusahaan porter (baju seragam merah
muda), petugas Jetstar, dan tentu saja penumpang yang ingin “dibantu secara
spesial”. Mereka yang dibantu ini pun urusan check in berikut pemasukan bagasi
berlangsung cepat tanpa perlu mengantri. Saya dan penumpang lainnya tentu saja
mengikuti jalur “normal” saja.
Mempercepat urusan check in |
Lobby petugas untuk mempercepat check in |
Kelar urusan check in dan mendapatkan seat 18 D, saya bergegas ke pintu imigrasi. Antrian luar biasa panjangnya. Ternyata saat itu sistem sedang mengalami gangguan sehingga proses keiimigrasian ini pun berhenti. Setengah jam menunggu akhirnya saya berhasil melewati pemeriksaan melalui fasilitas autogate. Untuk menghemat biaya makan di pesawat, saya sempatkan makan di lounge sebelum ke ruang tunggu. “Nanti di pesawat tinggal tidur sampai tujuan”, begitu pikir saya.
Kira-kira setengah jam sebelum jadwal
penerbangan, saya meluncur ke ruang tunggu D5 sesuai informasi dari petugas
check in. Di depan ruang tunggu D5 langsung diberitahu petugas bahwa Jetstar
tujuan Perth pindah ke ruang tunggu D- 2. Gelagat keterlambatan tercium saat
penumpang baru disuruh masuk pesawat lima menit menjelang keberangkatan. Benar
saja, pilot menyampaikan lalu lintas penerbangan Bandara Soetta tengah padat
sehingga pesawat belum bisa tinggal landas. Semua ritual menjelang
keberangkatan telah dilaksanakan, termasuk peragaan keselamatan penerbangan.
Penumpang duduk diam mananti pesawat bergerak. Dari inflight magazine yang saya
baca sembari menunggu, saya jadi tahu bahwa pesawat ini sebelumya dari
Singapore. Trayek yang dijalani adalah Singapore - Jakarta - Perth pp yang
dilayani oleh Jetstar dua kali dalam seminggu.
Akhirnya setelah kurang lebih satu jam
berdiam diri, barulah jetstar bergerak menuju landas pacu.
Pemeriksaan Imigrasi Bandara Perth
Tiba di Perth masih sangat pagi, sekitar pukul 02.30. Sepertinya tidak
ada tanda-tanda pesawat lain yang tiba berdekatan sebelum kedatangan Jetstar ini.
Bagian imigrasi masih sepi. Karena sepi inilah maka petugas imigrasi jadi
memiliki keleluasaan untuk “menginterogasi” penumpang, termasuk saya korbannya.
Pertanyaan yang diajukan begitu banyak, bahkan bukan lagi fokus mengenai
diri saya. Yang ditanyakan justru orang yang akan saya kunjungi di Perth. Ya
sudah; anggap saja sebagai pengalaman karena kemungkinan itu akan terjadi di
lain kesempatan. Beberapa makanan lolos karena tidak diperiksa, padahal di
dalamnya ada abon, serundeng kelapa, dan enting gepuk.
Menyimak Play Group di Perth
Play Group di Perth |
Dalam
kunjungan kali ini saya sempatkan untuk melihat-lihat aktivitas play group di
Perth. Di tempat ini orangtua dan anak-anak pra sekolah berkumpul. Kegiatan
dikelola oleh seorang ibu pensiunan yang memiliki passion dengan dunia anak-anak. Sifat kegiatannya gotong royong para orangtua yang datang.
Halaman bermain playgroup di Perth |
Gotong royong mengeluarkan alat permainan |
Orangtua
yang berbagi tugas. Ada yang membersihkan lantai ruangan, mengeluarkan
alat-alat permainan, mengupas buah-buahan untuk menu makan bersama anak-anak,
dan hal-hal yang diperlukan agar anak dapat bermain di tempat ini. Pesertanya
beragam, bukan hanya warga Perth, namun juga para pendatang dari berbagai
negara yang sedang tinggal di Perth.
Asyiknya bermain |
Mendengarkan dongeng |
Makan buah bersama |
Bermain bersama |
Sepulang
dari menyaksikan kegiatan di play group, suasana begitu semilir di jalanan
Perth. Angin sepoi-sepoi memadukan para insan yang tengah menjalin relasi yang
demikian dekat. Ini seperti yang terlihat di salah satu halte bis universitas
di Perth sebagaimana foto di bawah ini.
Relasi yang intim |
Terlantar di Bandara Perth
Inilah pertama dalam hidup menginap di
bandara di luar negeri. Kisahnya berawal dari email pemberitahuan oleh Jetstar
pada Kamis (8 Agustus 2013). Intinya, karena alasan cuaca penerbangan ke
Jakarta untuk Jumat (9 Agustus 2013) yang seharusnya berangkat pukul 02.20
ditunda. Herannya, tidak ada pemberitahuan sama sekali ditunda untuk berapa
lama. Yang ada justru penawaran alternatif, yaitu ikut penerbangan pukul 00.05
ke Singapura, dilanjutkan dengan penerbangan ke Jakarta. Saya pun mengambil
pilihan ini melalui pesanan perubahan jadwal secara online. Mendekati pukul
21.00 tak ada email konfirmasi. Saya pun memutuskan berangkat ke bandara. Dalam
perjalanan ke bandara itulah baru Jetstar memberitahukan melalui email kedua bahwa
penerbangan ke Singapura juga ditunda. Apa boleh buat, perjalanan sudah
mendekati bandara. Sesampai bandara barulah saya mendapatkan informasi langsung
dari petugas bahwa penerbangan ke Jakarta diundur menjadi pukul 09.30 (Jumat, 9
Agustus 2013). Itu berarti mundur tujuh jam lebih, sementara pada saat
itu waktu masih menunjukkan pukul sepuluh malam (hari Kamis). Sudah terbayang
risiko 12 jam menunggu di bandara.
Ruang tunggu Perth International Airport nan lapang |
Upaya mencari alternatif penerbangan
untuk malam itu, atau setidaknya Jumat pagi esok harinya, percuma karena malam
itu seluruh kantor penerbangan di Bandara Perth lantai dua tidak ada yang buka.
Pemesanan online pun sudah tidak tersedia, kecuali Garuda dengan harga tinggi
dan waktu pemberangkatan pun tidak jauh berbeda dengan Jetstar. Tak ada pilihan
lain, kembali ke counter check in Jetstar di lantai satu dan menerima penundaan
tersebut. Kali ini saya mendapatkan seat 24C. Sebagai kompensasi, saya diberi secarik kupon senilai AUD 15 yang
dapat ditukarkan dengan refreshment di kantin bandara.
Apa yang terjadi terjadilah; menginap di Bandara Perth, bersama dengan beberapa penumpang senasib. Kelak (siang hari saat berbincang dengan penumpang lain di pesawat) saya baru tahu bahwa penumpang yang memiliki nomor HP Australia mendapatkan pemberitahuan melalui SMS mengenai penundaan ini. Mereka tidak perlu datang malam itu dan menjadi terlantar seperti saya.
Apa yang terjadi terjadilah; menginap di Bandara Perth, bersama dengan beberapa penumpang senasib. Kelak (siang hari saat berbincang dengan penumpang lain di pesawat) saya baru tahu bahwa penumpang yang memiliki nomor HP Australia mendapatkan pemberitahuan melalui SMS mengenai penundaan ini. Mereka tidak perlu datang malam itu dan menjadi terlantar seperti saya.
Fasilitas Internet Perth Airport |
Setelah melihat-lihat situasi yang
memungkinkan untuk merebahkan badan, pilihan jatuh di kursi tunggu tak jauh
dari money changer bandara. Di sinilah saya mencoba memejamkan mata. Tidur
tiada nyenyak malam itu, sebentar-sebentar terbangun.
Ruang tunggu Perth Airport begitu luas dan nyaman |
Mengintip Jetstar JQ 114 dari ruang tunggu |
Melongok pesawat dari ruang tunggu Bandara Perth |
Jetstar JQ 114 yang terlambat |
Tiba kembali di Jakarta, rasanya seperti baru saja lolos dari ujian. Yah, uji kesabaran
telantar di negeri orang.