Siap Meninggalkan Bandara Soetta |
Tiba saatnya berangkat, ada genangan beberapa genangan air bekas hujan di Bandara Soetta. AA QZ 8192 tinggal landas tepat waktu pukul 11.30, mendudukkan saya pada seat 28C. Ada perasaan aman dan lebih percaya diri pada kunjungan kali ini dibandingkan kunjungan sebelumnya yang saya jadikan semacam kunjungan orientasi. Memiliki gambaran konkrit mengenai tempat yang dituju ternyata merupakan bekal berharga untuk rasa aman dan kepercayaan diri saya. Beginilah suasana keberangkatan di Bandara Soetta dan kedatangan di KL:
Tiba di LCCT Kuala Lumpur |
Booth Tourism Tempat Ambil Peta KL |
Sebelum meluncur ke tempat Sky Bus, saya sempatkan untuk mampir di booth Tourism Malaysia untuk mengambil brosur dan peta KL. Brosur dan peta yang saya punya sebelumnya (mengambil di Tourism Center di KL Sentral) ternyata tidak update. Booth ini letaknya ada di sisi kiri sebelum kita keluar dari pintu kedatangan di LCCT KL.
Loket Pembelian Bis Genting Berdampingan dengan Loket Sky Bus |
Begitu tiba di KL Sentral, yang pertama
saya lakukan adalah membeli tiket bis ke Genting untuk keesokan harinya, yaitu
Minggu 10 Maret 2013. Ini sesuai pesan di blog yang saya baca bahwa pembelian
tiket, apalagi untuk akhir pekan, sebaiknya dilakukan hari sebelumnya untuk
kepastian pemberangkatan. Loket pembelian tiket ada di tempat perhentian Sky
Bus di KL Sentral. Untuk pemberangkatan paling awal (pukul 08.00) ternyata
sudah penuh. Jadilah saya mengambil jadwal berangkat 08.30 dan kembali 15.30.
Harga tiket bis, sudah termasuk cable car,
adalah RM 10,30 dengan rincian tiket bis RM 4,30 dan cable car RM 6. Total harga tiket pp adalah RM 20,60, namun
sepertinya petugas penjualan males
memberikan kembalian, maka dikenakan harga RM 21.
Loket Bis Genting di KL Sentral |
Resepsionis Penginapan di Lantai 1 |
Dari
terminal KL Sentral langsung melenggang ke penginapan PODs Backpackers Home
6-1 No. 30 Jln Thambipillay Brickfield KL. Pemesanan
untuk penginapan ini saya lakukan melalui www.hostel.com pada 7 Maret 2013. Jika pada kunjungan terdahulu saya menginap di kelas dormitory dengan 14 tempat tidur bersama, kali ini saya mengambil kelas single
private. Di kelas ini satu kamar sendirian, namun kamar mandi tetap
menggunakan fasilitas bersama. Biaya per hari sebesar Rp. 148.239,- sehingga
untuk dua hari saya harus merogoh kantong senilai Rp. 296.478,-.
PODs Backpacker Home Berdampingan dengan Mini Market |
Single Room Backpacker |
Kamar Mandi Bersama Lantai 3A |
Setelah
selesai mandi di penginapan, petang itu saya melenggang ke Gereja Katolik Holly
Marry di Jalan Tun Sambathan. Jalan kaki tentu saja; lumayan untuk mendukung
program penurunan berat badan. Rencananya mau mengikuti misa pukul 17.30,
walaupun sudah pasti terlambat karena berangkat dari penginapan juga pada pukul
17.30. Ternyata bukan misa yang berlangsung, namun ibadah biasa tanpa pastor
dan tanpa komuni.
Papan Nama Gereja Holy Rosary Nyaris Tak Terlihat |
Gereja Katolik Holy Rosari |
Ibadah
berakhir pukul 18.30, lalu melangkah gontai untuk kembali ke penginapan. Di
dekat Stasiun Tun Sambathan sempat melihat kuil; boleh juga diabadikan. Seperti halnya di Indonesia ada RT (Rukun Tetangga) di KL pun ternyata juga dikenal istilah ini. Yang lebih unik lagi, ada kios penjualan nomor undian semacam Porkas kalau di Indonesia sekian tahun yang lalu.
Kuil Dekat Stasiun Monorail Tun Sambathan |
Pos Rukun Tetangga di KL |
Kios Penjual Nomor Undian; Ramai Pengunjung |
Petang
itu sebenarnya saya tidak ingin kemana-mana, inginnya istirahat untuk persiapan
seharian jalan-jalan keseokan harinya. Di tengah jalan suasana hati berubah,
pikiran pun berubah. Saya putuskan untuk jalan ke KL Sentral untuk mencoba
menikmati kereta ke Kelana Jaya. Sejak awal memang saya niatkan bahwa pada
kunjungan ini sebisa mungkin saya bisa mencoba seluruh jalur kereta yang ada di
KL sesuai brosur peta yang disebarluaskan oleh Malaysia Tourism. Berhubung
sudah mulai malam hari, maka pemandangan remang-remanglah yang saya peroleh
sepanjang perjalanan KL Sentral – Kelana Jaya pp. Agenda hari pertama diakhiri
dengan makan malam di Medan Selera food
court (lantai 3 KL Sentral). Ini pengalaman saya pertama bersantap di
tempat tersebut; menunya adalah nasi kerabu seharga RM 4,90. Sebelum menentukan
pilihan menu, mata saya mencermati seluruh counter
makan yang ada di food court tersebut. Dalam batin saya, ini referensi untuk makan
selama saya berada di KL kali ini.
Pintu Masuk Medan Selera Food Court - KL Sentral Lantai 3 |
Suasana Medan Selera Food Court |
Nasi Kerabu - RM 4,90 |
Minggu
(10 Maret 2013) mulailah perjalanan menuju Genting. Sambil menanti
pemberangkatan bis, saya masih sempat sarapan nasi goreng seharga RM 4 di Medan
Selera.
Pemberangkatan Bis ke Genting di KL Sentral |
Saya
sudah pernah ke Genting dan tidak terlalu excited
lagi sebenarnya. Tujuan saya hanyalah merasakan atau memiliki pengalaman
perjalanan menuju Genting sendiri dengan mengikuti prosedur umum yang diketahui
oleh khayalak. Itu saja. Sembari istirahat di Genting, saya sempatkan duduk
manis di audio visual room menyaksikan film pendek mengenai sejarah dibangunnya
Genting. Setelah merasa cukup berputar-putar di kawasan puncak Genting, segera
saja saya turun kembali menggunakan cable
car ke terminal bis.
Cable Car Genting |
Sampai di
terminal bis pukul 12.30, sementara jadwal bisa saya ke KL Sentral adalah
15.30. Saya coba tanya ke petugas (baik yang di tempat perhentian bis maupun
penjualan tiket di terminal genting lantai 3) untuk mengubah jadwal kepulangan.
Mereka berdua memberikan jawaban yang sama; masuk saja ke bis karena penumpang
sedang tidak penuh, tanpa perlu tukar tiket atau membeli tiket baru. Syukurlah,
akhirnya saya bisa ikut jadwal bis pukul 13.00.
Terminal Pemberangkatan Bis di Genting |
Hari
ini saya punya banyak waktu longgar untuk mengeksekusi rencana menjelajah jalur
kereta di KL, demikian batin saya selama perjalanan balik dari Genting. Begitu
tiba di KL Sentral, saya makan siang dulu di tempat yang sudah observasi
sebelumnya: Medan Selera. Kali ini menunya nasi sayur bayam lauk ikan asin
seharga RM 5. Rupanya hanya dari dua kali kunjungan makan sebelumnya, Ibu
penjaga counter sudah hafal dengan
tampilan saya. Terbukti saat saya membayar makan siang, dia menanyakan: “ Belum
balik ya ?”
Nasi Sayur Bayam Ikan Asin - RM 5 |
Makan
siang kelar, langsung beli tiket ke Sungai Gadut. Jadilah siang itu saya
menikmati perjalanan kereta KL Sentral – Sungai Gadut pp. Waktu tempuh ke
tujuan adalah 1,5 jam sekali jalan. Begitu tiba di KL Sentral kembali, langsung
beli tiket ke Masjid Jamek untuk transit ke jalur kuning menuju Sentul Timur.
Perjalanan berlanjut ke Sri Petaling. Rupanya dari Stasiun Chan Sow Lin kereta
yang saya naiki menuju ke Ampang. Tak seorangpun memberi tahu, termasuk
pengumuman di pengeras suara kereta, bahwa di Stasiun Chan Sow Lin saya
seharusnya turun dan ganti kereta. Saya pun terbawa sampai stasiun terakhir
yaitu Ampang. Di Stasiun Ampang saya coba untuk tidak keluar dan beli tiket ke
Sri Petaling, hanya ganti kereta sebelahnya yang mengarah ke Sentul Timur.
Dalam hati saya, kalau disalahkan saya akan berargumen bahwa saya tidak
mendapatkan informasi yang memadai.
Sampai
di Stasiun Chan Sow Lin saya turun dan ganti kereta kea rah Sri Petaling dengan
bekal token biru yang sudah saya beli
sejak di Sentul Timur. Mengingat hari telah larut malam (pukul 21.00), saya
putuskan untuk tidak sampai ke Sri Petaling. Saya akhiri perjalanan di Stasiun
Tasek Selatan untuk kembali ke KL Sentral menggunakan jalur biru. Rupanya
Stasiun Tasek Selatan tengah dalam renovasi minor. Antrian beli tiket begitu
panjang di tengah becek air hujan yang masuk ke area pembelian tiket.
Genangan Air di Lantai Stasiun Tasek Selatan |
Ternyata
jadwal kereta ke KL Sentral untuk jalur biru ini tidak bisa diandalkan. Pukul
20.12 harusnya ada kereta sesuai petunjuk di lampu skedul yang berkelip-kelip,
ternyata tak ada kereta yang lewat. Akhirnya baru mendapatkan kereta ke KL
Sentral pukul 20.55. Betapa waktu saya terbuang dalam penantian hampir satu jam
di tempat ini. Pembelajaran untuk saya untuk tidak mengandakan jadwal kereta
jalur biru.
Sampai
di KL sudah sangat larut malam (sekitar pukul 21.15). Maksud hati hendak makan
malam, namun ternyata makanan di Medan Selera sudah habis. Penjual makanan
sudah beres-beres untuk tutup meski waktu pelayanan adalah sampai pukul 22.00.
Ya sudah, saya pun berjalan gontai kembali ke penginapan untuk mengakhiri
petualangan di hari itu.
Senin
(11 Maret 2013) adalah libur hari Raya Nyepi di Indonesia. Saya punya waktu
banyak di hari terakhir saya di KL ini karena jadwal pesawat balik ke Jakarta
adalah 18.50. Suasana hati saya jadi terasa lebih santai untuk menjalani hari
ini. Dengan langkah ringan saya menuju KL Sentral. Kali ini menjelajah jalur
biru ke Port Klang, ikut pemberangkatan pukul 07. 16.
Suasana Pelabuhan Klang |
Stasiun Padang Jawa |
Ada yang unik dalam perjalanan Port Klang – KL Sentral,
yaitu lewat stasiun yang namanya pasti familiar di telinga orang Indonesia. Tak
tanggung-tanggung, dua identitas suku di Indonesia digabungkan dalam satu nama
yaitu Stasiun Padang Jawa.
Stasiun Padang Jawa |
Tiba
saatnya tuk bersiap kembali ke Indonesia. Kembali saya menggunakan Sky Bus dari
KL Sentral ke LCCT KL. Tiba di LCCT KL dalam cuaca yang sepertinya habis hujan
deras. Matahari sore menjadi terasa hangat dalam suasana lembab sore itu.
Setiba di LCCT saya tidak langsung masuk ke ruang tunggu. Saya coba mampir dulu
untuk makan sore di Food Garden yang terletak berdekatan dengan terminal bis di
area LCCT. Pilihan jatuh pada nasi padang seharga RM 8 (dengan lauk telur dan
orek tempe dan sayur brokoli putih).
Counter Nasi Padang |
Jadwal kepulangan saya adalah pukul 18.50 dengan menggunakan AA AK
1388 seat 20C.
Siap Meninggalkan LCCT KL |
Tiba di Bandara Soetta - Akhir Petualangan Single Backpacker |
Sabtu
9 Maret 2013:
Damri ke Airport Rp. 25.000
Airport Tax Jakarta Rp.
150.000
Pelunasan Hostels RM 81
Deposit Kunci Hostel RM 10
Bis Go Genting RM 21
KL Sentral – Kelana Jaya RM 4,2
Kelana Jaya – KL Sentral RM 4,2
Nasi Kerabu RM 4,90
Minggu 10 Maret 2013:
Nasi Goreng RM 4
Nasi Sayur Ikan Asin RM 5
KL Sentral – Sungai Gadut RM 6,60
Sungai Gadut - KL Sentral RM 6,60
KL Sentral – Masjid Jamek RM 1,30
KL Sentral – Masjid Jamek RM 1,30
Masjid Jamek – Sentul Timur
RM 1,40
Sentul Timur – Tasek Selatan
RM 2,80
Tasek Selatan – KL Sentral RM 1
Tasek Selatan – KL Sentral RM 1
Senin 11 Maret 2013:
KL Sentral – Port Klang RM 4,30
Port Klang – KL Sentral RM
4,30
KL Sentral – Rawang RM 3,60
Rawang – Bank Negara RM 3,30
Bandaraya – Sri Petaling
RM 1,90
Sri Petaling – Ampang RM 2
Ampang - Masjid Jamek RM 2,90
Masjid Jamek - KL Sentral RM
1,30
Nasi Padang (sayur
+tempe+telur) RM 8
Damri dari Airport Rp.
25.000