Aha...inilah salah satu hasil perburuan tiket promo Air Asia (“AA”) yang berlangsung pada 15 Mei 2012. Saya berhasil mendapatkan tiket AA Jakarta – Kuala Lumpur (“KL”) pp 23-24 Februari 2013 seharga Rp. 316.200 (sudah termasuk Sky Bus LCCT – KL Sentral pp Rp. 42.000). Alhasil, ini menjadi kunjungan singkat yang membekas kuat dalam benak karena sejumlah pengalaman pertama terjadi dalam kunjungan ini.
Pertama,
ini adalah perjalanan saya ke luar negeri yang pertama kali di tahun 2013. Sejak
awal kunjungan ini sudah saya niati sebagai kunjungan pendahuluan atau semacam
orientasi untuk kunjungan berikutnya ke tempat yang sama pada 9-11 Maret 2013.
Kedua,
ini adalah perjalanan backpacker saya
sendirian ke KL. Saya memang beberapa kali pernah berkunjung ke KL, namun
selalu bersama orang lain (rombongan), di antaranya kunjungan yang difasilitasi
jasa tour. Praktis dalam kunjungan
sebelumnya saya tak perlu banyak berpikir keras selama perjalanan, tinggal
duduk manis mengikuti rundown agenda
yang sudah disusun. Agustus 2012 pernah juga ke KL, namun hanya singgah
sebentar di LCCT untuk keperluan transit, jadi tidak masuk kota KL.
Ketiga,
ini merupakan pengalaman pertama menginap di penginapan kelas backpacker. Saya sudah sering baca
cerita dan melihat ilustrasi foto mengenai penginapan jenis ini, namun
merasakan sendiri belum pernah. Takut buang-buang waktu cari penginapan
mendadak di tempat (go show), saya
pesan tempat sekitar tiga minggu sebelumnya, yaitu 29 Januari 2012. Ini juga
menjadi pengalaman pertama pesan penginapan di luar negeri secara on line dan membayar uang muka dengan
kartu kredit. Pilihan saya jatuh pada PODs Bckpackers Home 6-1 No. 30 Jln
Thambipillay Brickfield KL. Dengan menggunakan jasa www.hostel.com saya bayar uang muka 10% dari
total biaya sebesar Rp. 95.000,- untuk kelas dormitory dengan 14 tempat tidur bersama dan kamar mandi di luar
tentunya.
Saya berangkat dengan menggunakan penerbangan AK
1381 pukul 08.30 dan menempati seat 18B. Kode AK menunjukkan bahwa penerbangan
dioperasikan oleh AA Malaysia, jadi bahasa pengantarnya pun bahasa Melayu.
Penerbangan relatif tepat waktu dan lancar dengan lama penerbangan dua jam.
Inilah pertama kali landing di LCCT
siang hari. Sebagai pemula, saya gunakan kesempatan untuk mengamati secermat
mungkin situasi seputar bandara agar terekam dengan baik di memori.
Antrian berlapis-lapis mengular di counter imigrasi. Butuh waktu hampir 45
menit untuk melewatinya. Berarti suatu saat kalau harus transit dan ganti
pesawat di LCCT diusahakan untuk tidak terlalu dekat waktunya, karena itu belum
ditambah waktu untuk ambil bagasi. Begitu keluar dari LCCT langsung belok kiri kemudian belok kanan
menyusuri lurus arah terminal bis yang masih berada dalam kompleks bandara
untuk naik SKY bus. Bayangkan saja
seperti kita mencari terminal Damri begitu keluar dari terminal 2 Bandara
Soetta, hampir sama suasana dan tata caranya.
Sepanjang jalan dari LCCT ke KL Sentral selama
70 menit itu mata memelototi pemandangan. Seperti biasa, ini karena pertama. Keluar dari KL Sentral, target pertama adalah mencari penginapan untuk
check in dan menaruh barang. Bekal saya sebenarnya sudah cukup: peta berikut
alamat hotel. Rupanya saya ini benar-benar tipe yang mengandalkan ingatan
visual nyata. Peta nyaris tak begitu membantu untuk pencarian di lokasi yang
sedemikian semrawutnya. Lebih mengherankan, meski di peta jelas ada tanda nama
penginapan yang saya cari, tak ada seorangpun dari lima orang yang saya tanya
tahu atau mengenal nama penginapan dimaksud, termasuk polisi di pos jaga little
India. Luar biasanya, saat saya bertanya pada seseorang di depan Hotel Sentral
(sepertinya dia pekerja di hotel tersebut), dia tidak tahu, padahal penginapan
yang saya cari berada dalam blok yang sama.
Setelah berputar-putar hampir sejam lamanya di sekitar lokasi, barulah PODs
Bckpackers Home tersua. Hanya beberapa puluh meter dari Stasiun Monorail
KL Sentral.
Resepsionis penginapan bukan berada di lantai dasar, namun di atasnya.
Setelah melunasi pembayaran ditambah deposit kunci RM 10, saya diberi satu tas
berisi bantal dan selimut serta kunci ruangan. Handuk akan diberikan malam hari
katanya karena masih di tempat laundry.
Bersama petugas saya dihantar ke lantai 3A tempat di mana ranjang dormitory berada. Beruntung penghuni sedang tidak penuh sehingga saya bisa memilih tempat tidur di bawah. Penginapan menyediakan locker di tempat umum, namun tidak menyediakan kuncinya. Pembelajaran untuk saya bahwa pengunjung backpacker harus selalu bawa gembok sendiri.
Sebelum memutuskan untuk memulai
pengembaraan, saya sempatkan mandi dulu di penginapan ini. Lumayan, ada air
hangat. Di tempat ini diatur mandi tidak boleh dilakukan pukul 23.00 sampai
dini hari. Alasannya mengganggu ketenangan penghuni yang tengah beristirahat.
Setelah menaruh barang-barang
yang tidak begitu penting mulailah saya keluar penginapan, berjalan menyusuri
Jalan Tun Sambathan. Tujuannya mau melihat Gereja St. Holly Marry yang ternyata
jauh juga. Jadwal ibadah ternyata akan dimulai satu jam lagi; waktu yang
tanggung untuk saya. Mumpung cuaca tengah benderang, saya ayunkan langkah ke KL
Sentral. Seperti biasa saat pertama kali berkunjung ke satu tempat, mata tak
henti-hentinya menelisik setiap obyek yang ada untuk merekam simbol-simbol
penting yang kelak akan bermanfaat untuk keperluan jalan-jalan berikutnya.
Puas mengitari KL Sentral,
pengembaraan berlanjut ke Menara Petronas.
Cukuplah melihat-lihat sepintas.
Perjalanan berlanjut dengan menggunakan Kelana Jaya Line (Jalaur Hijau) dari
KLCC menuju Stasiun Dan Wangi. Maksud hati hendak mengobservasi Bukit Bintang.
Sewaktu turun di Stasiun Dan Wangi untuk berpindah ke Stasiun Bukit Nanas
(monorail Jalur Biru), ternyata Menara Petronas yang baru saja ditinggalkan
masih juga menampakkan diri. Maka, disempatkanlah untuk memotretnya dalam
suasana yang lebih remang-remang karena nuansa malam mulai mengendus serta
cuaca yang diselimuti mendung dan hujan rintik-rintik.
Puas muter-muter Bukit Bintang, agenda berikutnya balik ke penginepan. Mumpung masih agak terang, saya sempatkan diri untuk menikmati perjalanan monorail dari ujung ke ujung (Titi Wangsa - KL Sentral).
Tuntas sudah hari pertama yang yang bisa dijalani. Sampai penginapan kembali sudah gelap. Acaranya tinggal mandi, bersih-bersih, dan santap malam. Banyak makanan kaki lima di jalan depan penginapan. Pilihan jatuh pada nasi goreng kampung.
Minggu pagi (24 Februari 2013) meluncur ke KL Sentral. Tujuannya adalah Batu Cave dengan kereta paling pagi, kalau tak salah pukul 06.50.
Seperti
inilah suasana di kawasan Batu Caves.
Sepulang dari Batu Caves, saya
menyempatkan diri ke Central Market, sekedar untuk melihat-lihat saja. Tak
sengaja saya melihat ada bis gratis dari Pasar Seni ke Bukit Bintang. Tentu
saja kesempatan ini tak saya sia-siakan untuk mencoba bis itu. Dari Bukit
Bintang saya kembali lagi ke penginapan untuk check out. Keluar dari
penginapan saya sempatkan untuk makan siang nasi goreng biasa di depan
penginapan sebelum ke KL Sentral untuk kembali naik SKY bus menuju LCCT.
Sore itu LCCT diguyur hujan
deras. Kombinasi dengan keterlambatan kedatangan pesawat AA dari blokk
sebelumnya, akhirnya penerbangan pulang ke Jakarta pun mundur hampir satu jam.
Diguyur Hujan Deras di LCCT |
Tiba Kembali di Jakarta |
Sampai di Jakarta, lagi-lagi menjumpai pengalaman pertama. Kali ini adalah keluar dari terminal 3 melalui kedatangan internasional. Kalau kedatangan di terminal domestik di terminal ini sudah tak terhitung bagi saya.
Yah, alangkah melelahkannya perjalanan singkat kali ini. Saya yakin, berbekal pengalaman pertama ini saya akan lebih mudah dan lebih cepat menuju lokasi yang diinginkan kelak bila akan berkunjung ke KL lagi.
Kira-kira seperti inilah gambaran pengeluaran
saya untuk kunjungan kali ini:
Sabtu 23 Februari 2013:
- Damri ke Airport Rp. 25.000
- Airport Tax Jakarta Rp. 150.000
- Pelunasan Hostels RM 25,20
- Deposit Kunci Hostel RM 10
- KL Sentral – KLCC RM 1,60
- KLCC - Dan Wangi RM 1,30
- Dan Wangi - Bukit Bintang RM 1,20
- Bukit Bintang - Titi Wangsa RM 2.10
- Titi Wangsa - KL Sentral RM 2.50
- Es Tebu RM 2,5
- Nasi Goreng Kampung RM 4
Minggu 24 Februari 2013:
- KL Sentral - Batu Caves RM 1
- Batu Caves - KL Sentral RM 2
- KL Sentral - Pasar Seni RM 1
- Bukit Bintang – KL Sentral RM 2.1
- Air Dasani RM 1.6
- Nasi Goreng Biasa RM 4
- Damri dari Airport Rp. 25.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar