Data Perjalanan:
Date
|
Route
|
Maskapi
|
Flight
|
Skedul
|
Pesan
|
Harga
|
Seat
|
1 Jan.
15 |
Jakarta
- Yogyakarta |
Air Asia |
QZ 7558
|
05.20
– 06.25 |
31 Jan. 14 |
IDR
480.600 |
26A |
2 Jan. 15 |
Yogyakarta – Jakarta
Jatineg. |
KA Bima |
41
|
21.20 -04.44 |
2 Jan. 15 |
IDR 540.000 |
12A |
Rabu (31
Desember 2014) sore sekitar pukul 15.45, di tengah hujan deras yang mengguyur
ibukota, Saya bergegas menuju Stasiun Kereta Gambir naik taxi Express putih. Harapannya, Saya akan mendapakan tiket kereta
Bima menuju Jogja pemberangkatan pukul 16.20 di harga Rp. 540.000,- Langkah ini
saya ambil setelah sejam sebelumnya mendapatkan info dari call center KAI 121 yang menginformasikan bahwa ada tiga pilihan
yang masih tersedia untuk ke Jogja petang sampai malam itu: Bima, Gajayana, dan
Argo Dwipangga. Pilihan jatuh pada Bima karena diperkirakan sampai Jogja pukul
23.47, berarti bertepatan dengan malam pergantian tahun.
Luar biasa
rupanya pergerakan ketersediaan tiket kereta akhir tahun ini. Sesampai di depan
loket Stasiun Gambir pukul 16.10, ternyata
tiket sudah tidak ada sama sekali. Akhirnya berdiri memelototi data monitor
ketersediaan tiket. Tiba-tiba muncul satu tiket Argo Dwipangga karena ada yang
membatalkan. Ragu-ragu; akhirnya tidak saya ambil. Tak lama kemudian muncul
tiga seat Gajayana. Ini yang saya
inginkan sebenarnya karena kereta berangkat pukul 17.40 alias tidak terlalu
malam. Harga tiket ternyata Rp. 565.000,- .
Bus Hiba Utama Pemberangkatan Pertama Depok 02.00 WIB |
Masih belum
puas, Saya coba tanyakan kalau saya beli go
show di bandara esok pagi dengan asumsi harga tiket yang sama masih
tersedia berapa ongkos yang mesti saya bayar. “Ada processing fee sebesar Rp. 60.000,-,” jawab petugas di seberang
sana. Itupun dengan risiko harga yang saya inginkan sudah tidak ada. Pembayaran
dengan kartu kredit fee-nya sebesar
Rp. 29.700,-. Ya sudah, Saya beli tiket malam itu juga. Bukan main perjuangan
saya kali ini untuk mendapatkan tiket dadakan. Hitung-hitung, buat tambah pengalaman. Sekedar referensi, harga tiket tertinggi Jakarta - Jogja yang pernah saya beli adalah Rp. 567.900,- pada penerbangan 19 November 2013.
Pukul 23.30
Saya keluar rumah ke tempat angkot yang akan membawa ke Terminal Depok. Pukul
23.50 naik angkot. Tak ada penumpang lain, kecuali seorang wanita yang
tampaknya orang spesial si sopir angkot. Suasana letupan kembang api
bertubi-tubi mengiringi perjalanan saya di angkot. Yah, tepat pukul 00.00 pun Saya masih berada di angkot menyaksikan
semaraknya detik-detik pergantian tahun.
AirAsia QZ 7558 siap meninggalkan Jakarta menuju Jogja |
AirAsia QZ 7558 tiba di Jogja |
AirAsia QZ 7558 membongkar bagasi di Bandara Jogja |
Dalam kunjungan kali ini prioritas Saya adalah
menghadiri acara pernikahan relasi. Pemberkatan pernikahan berlangsung di
Gereja Katolik St. Petrus & Paulus Minomartani. Resepsi diselenggarakan di
Gedung Pertemuan UPN Ring Road Utara.
Persiapan Upacara Pemberkatan Pernikahan |
Kelompok Paduan Suara Pengiring Pernikahan
Kesempatan ini juga Saya gunakan untuk
berkunjung ke pusat kerajinan kulit Manding Bantul. Sepatu seharga Rp. 120 ribu,
serta dua buah gesper masing-masing seharga Rp. 90 ribu terbeli oleh Saya.
Bagaimana dengan kepulangan ke Jakarta?
Untuk kali ini saya naik kereta yang ongkosnya lebih mahal ketimbang pesawat
saat keberangkatan. Apa boleh buat, suasana liburan pergantian tahun membuat
Saya tidak mudah mendapatkan tiket dadakan.
Tiket baru saya beli dua belas jam sebelum keberangkatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar