Selasa, 28 Agustus 2012

Catatan Jakarta – Perth – Singapore 11 – 18 Agustus 2012

Berbekal visa Australia Nomor 0570112399790L yang terbit 5 Juli 2012 (yang diajukan pengurusannya 27 Juni 2012 dengan biaya sebesar Rp. 1.240.000,00), maka mulailah diambil langkah selanjutnya untuk menuju Australia.
Langkah pertama adalah pembelian tiket. Untuk mendapatkan harga terbaik, mau tak mau beberapa sisi harus disandingkan, yaitu: jadwal, maskapai, dan harga tentu saja. Terdapat beberapa penerbangan yang dapat menghantar kita ke Australia dari Jakarta, yaitu: Garuda, Jetstar, Air Asia, dan Tiger. Setelah menengok kesana kemari, tanggal 19 Juli 2012 terpilihlah tiketnya.
Berangkat ke Australia dengan menggunakan Air Asia fly through Kuala Lumpur (kode pemesanan BDLT6U) seharga Rp. 2.128.000,00 (sudah termasuk bagasi maksimum 15 kg, 2 x Rp. 135.000,00). Berangkat 11 Agustus 2012 dari Jakarta menuju Kuala Lumpur dengan penerbangan QZ 7696  pukul 19.00 dan dijadwalkan tiba di Kuala Lumpur pukul 22.00. Dari Kuala Lumpur menuju Perth dengan penerbangan D 7236 pukul 23.55. 
Pulang dari Perth dengan menggunakan Tiger (kode pemesanan GYWGVN) seharga AUD 257.07 (sudah termasuk bagasi maksimum 15 kg). Pembelian dilakukan dengan menggunakan kartu kredit Mandiri, dan dibukukan penagihannya tanggal 21 Juli 2012 sebesar Rp. 2.611.459,00. Berdasarkan informasi yang diperoleh, konversi ke nilai rupiah tersebut telah memasukkan tambahan biaya sebesar 1% karena transaksi dilakukan dengan merchant asing. Adapun jadwal perjalanannya adalh 17 Agustus 2012 dari Perth menuju Singapura dengan penerbangan TR 2717 pukul 21.50, dijadwalkan tiba di Singapura pukul 03.15. Dari Singapura menuju Jakarta dengan penerbangan TR 2276 pukul 19.25 dan dijadwalkan tiba di Jakarta pukul 20.15.
Yang juga disiapkan adalah sarana komunikasi selama di Australia. Harapannya blackberry tetap bisa beroperasi seperti biasanya. Untuk itu, coba hunting informasi untuk membandingkan operator setempat dan operator Telkomsel yang selama ini dipakai. Penelusuran dilakukan melalui millis jalan-jalan, telpon ke customer care, dan langsung ke gerai Halo. Pilihan akhirnya jatuh pada pembelian paket roaming. Rencananya tidak ada percakapan telpon ke Indonesia selama berada di Australia.
Teknis pelaksanaanya adalah demikian:
  • Sebelum keberangkatan atau meninggalkan Indonesia, masuk ke menu manage connection.
  • Matikan Mobile Network.
  • Masuk Mobile Network option, matikan Data Services dan Roaming.
  • Sesampai negara tujuan, aktifkan operator setempat dengan searching manual (maxis, singtel, optus).
  • Tekan *266# call, ikuti perintah selanjutnya yang intinya adalah pembelian paket BB roaming. Paket 3 hari Rp. 120.000,00 belum termasuk pajak dan tidak diperpanjang otomatis.
  • Setelah pilihan paket roaming berhasil (diinformasikan melalui sms), barulah diaktifkan kembali menu Data Service dan While Roaming yang sebelum keberangkatan telah dimatikan.
Tiba saatnya berangkat sesuai rencana yaitu 11 Agustus 2012. Naik Damri dari Stasiun Gambir menuju Bandara Soetta. Langsung check in dan memasukkan bagasi. Ini pengalaman pertama membawa bagasi dengan ditimbang terlebih dahulu dan ternyata hanya sekitar 7 – 8 kg saja dari maksimum 15 kg yang dipesan saat pembelian tiket. Petugas check in menginformasikan bahwa bagasi langsung ke Perth. Saat tiba di Kuala Lumpur tidak perlu check out dan mengambil barang, cukup pindah hall tempat tunggu.
Sebelum masuk ruang tunggu mampir dulu beli AUD 20 di Mandiri money changer Terminal 3 di harga Rp. 10.100 per 1 AUD. Total jadi Rp. 202.000,00. Setelah itu masuk ke pemeriksaan ruang tunggu. Apa boleh buat, air minum dalam botol terpaksa dihabiskan karena tidak diijinkan dibawa.

Air Asia Jakarta - KL


Awak Kabin Air Asia memperagakan alat keselamatan

Pesawat Air Asia ke Kuala Lumpur ternyata tidak penuh penumpangnya, hanya sekitar separoh kapasitas. Kali ini duduk di kursi nomor 19C. Karena mengunyah sesuatu selama di pesawat, terpaksa beli air minum seharga Rp. 8.000,00 untuk kemasan 350 ml. Harapannya air minum ini bisa dibawa serta juga dalam penerbangan Kuala Lumpur – Perth. Rupanya meski hanya pindah hall tempat tunggu, tetap saja melewati pemeriksaan kembali barang bawaan. Akibatnya, air minum kemasan pun terpaksa dihabiskan lagi di bandara Kuala Lumpur.
Setiba di Kuala Lumpur, situasinya seperti ini.

Penumpang Transit di LCCT KL masuk pintu ini, jangan baik escalator di sebelahnya

Hampir saja tertinggal pesawat, karena tidak mendengar pengumuman. Yang terdengar adalah pemberangkatan ke Sydney. Ruang tunggu untuk pemberangkatan ke Sydney dan Perth ada dalam satu ruangan. Curiga karena penunggunya keluar semua menuju pesawat, barulah memberanikan bertanya pada petugas apakah sudah bisa boarding untuk tujuan Perth. Ternyata rombongan penunggu yang keluar pintu 14 memang penumpang ke Perth. Berlarilah mengejar mereka masuk pesawat. Tempat duduk untuk penerbangan ini ada di nomor 20J.

Inilah Air Asia Kuala Lumpur - Perth


Dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Perth beli lagi air minum dalam kemasan 350 ml. Kali ini harganya RM 4. Beruntung masih bawa sisa mata uang Malaysia dari kepergian beberapa tahun yang lalu.

Tiba di Perth International Airport 20 menit lebih awal dari jadwal. Berlapis-lapis pemeriksaan imigrasi yang menegangkan mesti dilalui. Intinya di setiap lapis akan ditanyakan barang apa yang dibawa. Situasi bandara seperti ini.
Di bandara istirahat sejenak, melihat-lihat situasi dan mengaktifkan BB. Setelah dirasa cukup mengamat-amati situasi agar besok saat kembali tidak kebingunan dan butuh waktu penyesuaian yang lama, tiba saatnya mencari taxi menuju penginapan. Tempat naik taksi tepatnya adalah belok kiri dari pintu keluar. Kota ini aman untuk urusan taksi, seperti di Singapura dimana konsumen akan naik berdasarkan urutan masuknya taksi.
Jalanan tidak padat, taksi meluncur dengan kecepatan tinggi sambil sesekali menembus gerimis tipis di beberapa tempat. Ongkos taksi adalah sebesar AUD 27 ditambah surcharge AUD 2. Lega rasanya sampai tujuan di Hubert Street East Victoria Park.
17 Agustus 2012 balik ke Jakarta. Ke bandara naik taxi yang dipesan sehari sebelumnya. Kali ini ongkosnya adalah AUD 32, 6. Sopir taksi tidak menggunakan GPS dan melewati jalan yang berbeda dari saat tiba. Tak perlu mengamati-amati situasi lagi, langsung cek ke tempat pemibangan bagasi. Beratnya ternyata tidak jauh berbeda dari keberangkatan, sekitar 8 kg saja. Langsung chek in dan memasukkan bagasi. Hand bag ternyata ditimbang juga; untunglah masih dibawah 7 kg. Petugas check in menginformasikan agar tidak lupa untuk mengambil bagasi saat tiba di Singapura, kemudian chek in lagi untuk penerbangan Singapura – Jakarta. Terkejut juga mendengar hal itu meski sudah siap dengan penjelasan semacam itu. Harapannya adalah sama dengan Air Asia saat berangkat dimana tiba di bandara transit tak perlu memikirkan bagasi.
Mengingat penerbangan ke Jakarta jadwalnya adalah malam hari, sementara tiba di Singapura sebelum subuh pada hari yang sama, maka jadi sibuklah mencari informasi tempat penitipan bagasi di bandara Singapura. Mau tak mau harus dititipkan bagasinya karena selama setengah hari itu skenarionya akan jalan-jalan di seputar Singapura tanpa narik-narik tas bagasi yang besar. Sumber informasi andalan adalah fasilitas internet gratis di bandara Perth. Dari cerita di blog dapat dipastikan bahwa ada tempat penitipan semacam itu.
Untuk perjalanan ke Singapura dapat tempat duduk nomor 26E. Setiba di bandara Singapura, coba untuk mengambil gambar pesawat, namun dilarang keras oleh petugas. Rupanya begitulah peraturan di negara ini. Begitu selesai check out, langsung ke bagian informasi menanyakan tempat penitipan bagasi. Ternyata tempatnya adalah di terminal keberangkatan.
Akhirnya ketemu juga tempat yang dicari. Untuk penitipan bagasi di bawah 10 kg, ongkosnya adalah SGD 3,21 untuk 24 jam pertama. Syaratnya adalah menunjukkan paspor dan mengisi form penitipan. Setelah beres, barulah mencari bis yang akan menghantar ke Terminal 2, tempat di mana stasiun MRT Bandara Changi berada.
Rupanya kedatangan di Bandara Changi terlalu pagi. Stasiun MRT baru akan mulai dibuka mendekati pukul 05.30. Untuk mengisi waktu sekitar satu jam yang tersedia, coba mengamat-amati situasi sekitar bandara. Ketemulah tempat isi air minum yang ada di depan toilet. Kesempatan tak disia-siakan. Segera saja botol air minum kapasitas 1,5 liter dipenuhi. Botol ini sengaja disiapkan karena dari bacaan di blog yang dipelajari sebelumnya mengatakan bahwa air minum dalam botol di Singapura cukup mahal. Mengisi dengan air minim gratis di bandari adalah solusinya. Praktek jalan-jalan murah memang diterapkan untuk perjalanan kali ini.

Setelah membeli tiket MRT dalam kemasan kartu EZ-link, mulailah petualangan setengah hari di Singapura. Sore hari tiba kembali di bandara untuk balik ke Jakarta. Meski datang di tempat check in dua jam sebelumnya, ternyata antrian luar biasa banyaknya. Bagasi ditimbang kembali dan untuk penerbangan kali ini mendapatkan tempat duduk nomor 17F dekat jendela. Pengalaman berharga, untuk yang akan datang harus benar-benar dipastikan sampai bandara dua jam sebelum jadwal keberangkatan untuk penerbangan internasional. Waktu ini diperkirakan cukup untuk urusan chek in dan pemeriksaan imigrasi.
 Pesawat tiba di Jakarta tepat waktu.

Rekapitulasi biaya yang dikeluarkan untuk perjalanan kali ini adalah sebagai berikut:
Pengeluaran
Nilai
Tiket Jakarta – Perth termasuk bagasi
Rp. 2.128.000,00
Tiket Perth – Jakarta termasuk bagasi
Rp. 2.611.459,00
Airport tax Jakarta (11 Agustus 2012)
Rp. 150.000,00
Pembelian AUD 75 (9 Agustus 2012 di Central Valutama ITC Depok, telp. 77215232)
Rp. 750.000,00
Pembeli AUD 20 di Bank Mandiri Bandara Soetta
Rp. 202.000,00
Air minum 350 ml (11 Agustus 2012)
Rp. 8.000,00
Air minum 350 ml (12 Agustus 2012)
MYR  4,00
Pembelian AUD 150 di Perth
Rp. 1.507.500,00
Taxi bandara Perth ke Hubert Street
AUD 29,00
Bus dari Oat Street ke kampus Curtin (13 Agustus 2012, dihitung 2 zone oleh sopir)
AUD 4,00
Bali kartu Transperth dan pengisian pertama di took buku Curtin (13 Agustus 2012)
AUD 10,00 + AUD 10,00
Top up Transperth di Stasiun Bis Oat Street (15 Agustus 2012)
AUD 10
Top up Transperth di Esplanade (15 Agustus 2012)
AUD 10
Taxi dari Hubert Street ke Bandara Perth (17 Agustus 2012)
AUD 32,60
Penitipan bagasi di Budget Terminal Bandara Changi (18 Agustus 2012)
SGD 3,21
Pembelian kartu EZ-link dan isi awal (18 Agustus 2012) di Stasiun Changi
SGD 7,00 + SGD 5,00
Top up kartu EZ-link (18 Agustus 2012) di Stasiun Changi
SGD 10,00
Alternatif lain untuk money changer di Depok adalah:
Ananda Detos, telpon 02197621330 atau 081314739062

Tidak ada komentar:

Posting Komentar