Inilah
kunjungan terakhir saya ke Yogyakarta (“Yogya”) di tahun 2012. Luar biasa bagi saya karena kunjungan ini sudah terencana sepuluh bulan
sebelumnya, tepatnya 16 Februari 2012 saat saya berhasil mendapatkan tiket promo Air Asia (“AA”) Jakarta – Yogya seharga Rp. 197.998. Saya berangkat 1 Desember 2012 dengan menggunakan
AA QZ 7552 pukul 10.30, menempati
seat 21E. Pulang dari Yogya keesokan
harinya dengan AA QZ
7551
pukul 16.10, menempati
seat 22A.
Ruang Tunggu Terminal 3 Bandara Soetta |
AA siap meninggalkan Bandara Soetta |
Di pesawat saya berdampingan dengan pasangan muda dari Bogor. Si suami mengaku sebagai pengajar di Depok dan akan berwisata beberapa hari di Yogya. Mereka juga mendapatkan tiket promo dengan harga sedikit lebih mahal dari tiket saya. Seperti inilah pemandangan di luar pesawat saat dalam perjalanan.
Waktu tempuh penerbangan berlangsung normal. Menjelang
mendarat saya sempat mengambil gambar Stadion Mandala Krida dan Jalan Layang
Janti. Hasilnya seperti ini:
Stadion Mandala Krida |
Jembatan Layang Janti |
Dengan hentakan yang cukup keras, pesawat pun mendarat
di Yogya.
AA mendarat di Yogya |
Tiba di Yogya bersamaan dengan waktunya makan siang.
Saya pun mampir makan siang di Warung Pecel Wader Bu Amad di pojok perempatan
gerbang Bandara Adisucipto. Dalam suasana yang terik saya melanjutkan
perjalanan ke peninggalan Mbah Marijan di Kinahrejo.
Seperti inilah perempatan jalan menuju tempat Mbah Marijan :
Pintu Gerbang ke Kinahrejo |
Tiket Parkir Area Kinahrejo |
Pintu Masuk Kinahrejo |
Begitu meninggalkan tempat parkir motor langsung disambut tawaran ojek, namun saya memilih jalan kaki saja. Jalan santai karena tidak ada agenda lain di hari itu, meski akhirnya terengah-engah juga. Suasana berkabut tebal sehingga sosok Gunung Merapi benar-benar tak bisa dilihat.
Pulang dari Kinahrejo sudah menjelang
maghrib, jadi mampir santap senja dulu. Pilihan makan jatuh di sate kelinci
pinggir jalan menuju jembatan Kali Kuning. Warung makannya tidak ada namanya.
Esok harinya, hari Minggu, saya meluncur
ke Magelang selatan. Cuaca tidak mendukung. Hujan mengguyur deras sehingga saya
terpaksa berteduh di trotoar jembatan Kali Krasak yang merupakan perbatasan
Yogya dengan Magelang. Cukup lama berteduh dan terkena hempasan (tampias) air
hujan. Setelah hujan agak reda, saya melanjutkan perjalanan. Kali ini tujuannya
adalah Kelurahan Ngargosoka, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Maksud
hati sekedar ingin melihat saja sepintas lalu tempat dimana saya pernah tinggal
selama dua bulan di sekitar tahun 1991.
Jalan yang saya lalu untuk sampai ke
lokasi adalah melalui pertigaan Gulon, lurus naik atau ikuti jalan menanjak
terus. Inilah kantor kelurahan dan sekolah dasar negeri di kelurahan tersebut.
Kantor Kelurahan Ngargosoka - Srumbung |
Di wilayah ini tumbuh subur pohon salak
di sejumlah kebun yang saat itu sedang berbuah bagus. Inilah sebagian di
antaranya:
Sebenarnya saya ingin menengok sebentar
ke Jurang Jero di lereng Gunung Merapi atau kawasan sabo (dam penahan lahar
dingin). Melihat jalan yang tidak begitu bagus dan cuaca seperti hendak turun
hujan, saya putuskan untuk membatalkan. Saya pulang lewat jalan yang berbeda
dengan jalan kedatangan. Kali ini melewati atau menyeberangi jembatan Kali
Putih, mampir sebentar di Ngepos (pos pengamatan gunung). Ada kapel di samping
pos pengamatan, tempat di mana beberapa kali saya pernah menghadiri ibadah.
Lagi-lagi dalam perjalanan pulang ke
Yogya saya diguyur hujan deras, kali ini di wilayah Sleman. Herannya, menjelang
masuk Yogya hujan lagi-lagi reda.
Minggu sore saya bergegas pulang. Cuaca untuk kunjungan kali ini memang tidak begitu bersahabat. Sampai perjalanan pulang pun saya tetap diselimuti suasana mendung dan gerimis seperti di bawah ini:
AA Siap Meninggalkan Bandara Yogya |
Sampai di Bandara Soetta cuaca lumayan lebih baik seperti ini:
AA Tiba Kembali di Jakarta |
Itulah kilas kunjungan saya di Yogya pada penghujung tahun 2012. Secara keseluruhan cukup berkesan.