Ini merupakan perjalanan dadakan. Tak terbersit sebelumnya bakal ke
Australia dengan Garuda karena setiap kali menjenguk website-nya senantiasa tertampang tiket dengan harga yang tak bakal
terjangkau. Di luar dugaan, hari pertama setelah libur natal,
tepatnya 26 Desember 2012, iseng-iseng saya kunjungi website Garuda dan ternyata ada harga yang menarik untuk penerbangan
Jakarta-Perth pp. Setelah menimbang-nimbang, sore itu saya putuskan untuk beli tiket
Jakarta-Perth pp untuk penerbangan akhir tahun di harga USD 433.2,
hargaterendah yang pernah saya lihat di sepanjang tahun 2012.
Melihat kode penerbangannya (GA 724 untuk pergi dan GA 725 untuk pulang), saya simpulkan
ini merupakan penerbangan langsung. Kesimpulan ini diperkuat oleh kode (nomor)
penerbangan lainnya di hari
yang sama dimana disebutkan untuk Jakarta-Perth akan menggunakan
dua nomor penerbangan yang berbeda. Yang pertama adalah kode untuk
Jakarta-Denpasar dan kode kedua untuk Denpasar-Perth.
Rupanya kesimpulan sayas alah. Hal ini saya
ketahui Sabtu pagi (29 Desember 2012) saat check
in di BandaraSoetta. Petugas menjelaskan tidak ada penerbangan Garuda yang
langsung ke Perth; semuanya melalui Denpasar. Saya pun menanyakan apakah di
Denpasar harus turun dan ganti pesawat atau tetap tinggal di pesawat. Petugas mengatakan:
“Tunggu saja nanti pemberitahuan di pesawat.”
Beberapa menit menjelang berangkat, saya
lihat penumpang di ruangtunggu E-2 terminal 2E jumlahnya sedikit, tidak sampai
15 orang. Pikirsaya, ini karena penerbangan pagi (pukul 06.05). Pun ketika saya
sudah berada di pesawat, penumpangnya sedikit. Lagi-lagi kesimpulan saya salah.
Yang sedikit dan sudah masuk
lebih dulu di pesawat adalah penumpang tujuan Perth. Beberapa menit
kemudian masuklah segerombolan penumpang yang dihantar menggunakan bis dari
terminal 2D (Garuda domestik) masuk kepesawat GA 724 tujuan Perth yang saya naiki.
Rupanya mereka inilah penumpang domestic tujuan Denpasar yang bergabung dengan penumpang tujuan
Perth dalam pesawat yang sama. Pesawat pun penuh dengan penumpang,
tinggal landas menuju Denpasar.
Beginilah pesawat GA 724 dengan logo Garuda tempoe doloe setibanya di Denpasar. Kami, penumpang tujuan Perth, dipersilakan keluar pesawat dan menunggu di ruang tunggu BandaraNgurah Rai karena pesawat akan dibersihkan sebelum melanjutkan penerbangan ke Perth.
Lumayan lama juga transit di Denpasar, hampir 45 menit sebelum akhirnya tinggal landas menuju Perth. Penumpang tidak penuh, mungkin 60% saja kursi terisi. Saya bisa memilih tempat duduk sesuka hati meski boarding pass semenjak dari Bandara Soetta tercetak seat 14A.
Beginilah menit-menit pesawat meninggalkan Denpasar.
Perth tampaknya bukan merupakan kawasan yang
dipadati oleh hunian pemukiman maupun bangunan. Tampak dari jendela pesawat sebelum mendarat,
banyak hamparan
tanah kosong.
Saat pramugari
meminta penumpang untuk mengenakan sabuk pengaman untuk bersiap mendarat, yang
berarti sudah dekat dengan kota, pemandangan di bawah pun masih tampak demikian lengang.
Pesawat
pun mendarat dengan selamat, berputar-putar nun jauh sebelum mencapai terminal. Di bagian pemeriksaan bagasi, snack di
pesawat yang saya bawa terdeteksi oleh petugas. Ada sepotong wortel dan ketimun
mungil yang disita, sementara coklat dan biskuit boleh dibawa. Sebuah
pembelajaran buat saya.
Suasana natal masih terasakan di penghujung Desember 2012. Sebuah pohon natal raksasa tinggi menjulang di area Bandara Perth.
Kunjungan saya bertepatan dengan musim
panas. Suhu di luar luar biasa panas menyengat, bahkan bisa mencapai 41 derajat celcius pada saat-saat tertentu.
Minggu 30 Desember 2012, siang sepulang dari gereja, saya berkunjung ke
Kings Park (“Kings”). Untuk menuju lokasi saya menggunakan Kereta
Trans Pert, turun di Perth Station dan menyusuri jalan bawah tanah untuk keluar di halte Perth
Underground di William St. Dari tempat ini naik bis gratis CAT yang jalur merah (Red CAT). Bis ini tidak masuk ke
lokasi, oleh karenanya turun di halte terdekat, yaitu Havelock St. Dari tempat
ini kita menyusuri jalan sampai Kings Park Road, kemudian belok kiri untuk
sampai pintu gerbang Kings; ikuti jalan masuk yang namanya Fraser Ave. Lahan
pepohonan terbentang dengan luasnya. Area Kings begitu luas sehingga saya hanya
sanggup untuk menyusur sepanjang Fraser Ave saja.
Dari ketinggian Kings saya sempatkan untuk mengambil gambar kota Perth.
Keesokan harinya, dalam susana terik mentari yang terasa menyengat saya memberanikan diri untuk mengunjungi, atau tepatnya mengamati, pintu masuk kebun binantang Caversham Wildlife Park. Observasi dulu tempatnya, suatu saat bila sudah cukup bekal akan mencoba masuk lokasi karena diberlukan pembayaran tiket. Untuk sampai ke tempat tersebut, saya naik kereta Trans Perth, turun di Stasiun Basendean. Keluar dari stasiun saya naik bis di terminal paling belakang (paling kanan) dari pintu keluar stasiun. Cukup lama menantikan bis, kira-kira 45 menitan.
Di penghujung tahun 2012, saya berkesempatan untuk menikmati suasana detik-detik pertantian tahun 2012 ke 2013. Duduk santai di Burswood terasa lumayan nyaman meski suhu masih tetap panas sebenarnya. Dan...tepat pukul 00.00 kembang api membuncah ke angkasa diiringi bunyi ledakan silih berganti. Inilah sebagian dari kemeriahan suasana pesta kembang api itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar