Rabu, 15 Mei 2013

Jakarta - Bali 11-13 Mei 2013


AA 7522 Siap Meninggalkan Bandara Soetta


Pulang dan pergi menempati nomor tempat duduk yang sama di pesawat, yaitu 11 D. Itulah pengalaman unik dalam kunjungan saya ke Bali 11-13 Mei 2013 dengan menggunakan pesawat Air Asia ("AA"). Tiket saya beli pada 14 Mei 2012 (nyaris setahun sebelumnya) memanfaatkan momen promo dengan mendapatkan harga Rp. 200.000,- sekali jalan. Menuju Bali 11 Mei 2013 menggunakan AA QZ 7522 pukul 13.45 tepat waktu. Kembali ke Jakarta 13 Mei 2013 menggunakan AA QZ 7515; jadwal seharusnya pukul 18.20 namun terlambat kurang lebih 40 menit. Alasan standar yang dikemukakan pilot adalah keterlambatan kedatangan pesawat pada penerbangan sebelumnya.



Penitipan Tas Bandara Ngurah Rai

Tempat Penitipan Barang Terminal Domestik Ngurah Rai

Bila kita hanya sebentar ingin jalan-jalan di Bali dan tak ingin membawa barang yang banyak, seperti misalnya memanfaatkan waktu transit, maka tas bisa dititipkan di bandara. Ada dua tempat, yaitu di depan Mc Donal (kawasan terminal internasional) dan di pintu masuk kawasan terminal domestik. Biaya penitipan sebesar Rp. 25.000,- per hari. Bisa jadi tempat penitipan ini nantinya akan pindah lokasi setelah renovasi bandara rampung. Saat ini kegiatan renovasi membuat aktivitas kebandaraan terasa begitu semrawut


Penginapan


Ini adalah kunjungan pertama saya dengan model backpacker dan menginap di Bali. Sejak awal, saya menginginkan untuk menginap di lokasi dekat pantai, tidak terlalu jauh dari bandara, mudah mencari warung makan, dan syukur-syukur dekat dengan gereja. Penginapan di seputaran jalan Popies (I dan II) memang banyak, namun bagi saya itu terlalu jauh. Inginnya menginap di model penginapan dormitory, namun saya tidak berhasil mendapatkannya. Akhirnya pada 29 April 2013 melalui Agoda saya putuskan mengambil penginapan seharga Rp. 496.000,- (untuk dua hari), yaitu Agus Guest House yang berlokasi di Jalan Kartika Plaza, Gang Samudra No. 77 Kuta - Bali. 


Dua Penginapan dalam Satu Lokasi
Begitu sampai lokasi, baru saya tahu bahwa di area yang sama (tanpa ada pagar pembatas) terdapat penginapan lain yaitu Dedy Home Stay. Rupanya kedua penginapan ini dimiliki oleh dua orang kakak beradik sesuai dengan nama penginapannya (Agus dan Dedy). Agus Guest House merupakan penginapan bernuansa etnik Bali sebagaimana ilustrasi foto terlampir. Nuansa ini mewarnai hampir setiap detail di dalam penginapan, baik itu bentuk bangunan maupun perabot (furniture) di dalamnya. Di lantai atas terdapat pura di mana Pak Agus setiap pagi dan sore memiliki kebiasaan beribadah seraya menghunjukkan sesajen.

Teras dengan Nuansa Tradisional Bali
Merupakan kehormatan karena saat tiba langsung bertemu dengan Pak Agus yang usai mandi sore. Kebetulan resepsionis merangkap asisten domestik penginapan (namanya Pak Gde) tengah mandi. Bila menginap di sini, kita akan banyak berinteraksi dengan Pak Gde yang lebih sering tidak mengenakan baju. Pak Gde ini tamatan SLTP di daerah asalnya Karangasem.


Kamar Superior ber-AC Lantai Atas





Pak Agus Tengah Melakukan Ritual Petang



Pengalaman tinggal di penginapan ini cukup mengesankan. Personilnya cukup helpful dan ramah, termasuk Ibu Agus. Keluarga Pak Agus (termasuk dua puteranya) tinggal di penginapan ini juga. Beliau juga mengelola Agus Guest House II yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol.
Fasilitas penginapan cukup baik atau sebanding dengan harga. Mungkin yang perlu ditambahkan adalah washer spray di toilet. Rasanya kebanyakan orang Indonesia akan membutuhkan ini.



















Sepeda
Milik Pribadi Pak Agus Pemilik Penginapan

Pak Agus juga menyediakan rental motor, kebanyakan motor matic. Harga sewanya Rp. 50.000,- per hari. Nah ini yang surprise buat saya, Pak Agus memiliki properti pribadi berupa sepeda warna unik (nuansa hijau). Betapa beruntungnya saya karena beliau mengijinkan saya untuk menggunakan sepeda pribadinya selama saya menginap di situ. Kebaikan hati yang tak mungkin terlupakan oleh saya karena tiga hari berturut-turut saya menggunakan itu sepeda ke berbagai lokasi. Dengan sepeda ini saya menyusur sepanjang pantai Segara, Kuta, dan Legian.



Mampir Pantai Kuta

Berteduh Sejenak di Hard Rock Cafe Kuta

Bersandar di Depan Discovery Kuta















Sunset

Menikmati matahari terbenam di pantai konon merupakan pemandangan yang indah. Selama tiga petang di Bali, saya hanya melihat matahari terbenam pada hari pertama saja. Dua hari sisanya diwarnai mendung sehingga mentari tak kelihatan. Pemandangan matahari terbenam saya nikmati di kawasan Pantai Segara.


Sunset Pantai Segara-Kuta

Gereja Katolik St. Fransiscus Xaverius
Hanya dengan berjalan kaki sekitar 4 menit dari Agus Guest House kita sudah sampai Gereja St. Fransiscus Xaverius di Jalan Kartika Plaza Bali. Tentu kesempatan baik ini tidak saya sia-siakan karena kebetulan saya ke Bali bertepatan dengan akhir pekan, waktunya untuk mengikuti misa. Jadwal misa Gereja St. Fransiscus Xaverius terpampang di dekat pos satpam. Selama di Bali saya mengikuti dua kali misa di gereja ini, yaitu Minggu pukul 07.00 (Bahasa Indonesia) dan pukul 18.00 (Bahasa Inggris).


Gereja Fransiskus Xaverius Jln. Kartika Plaza


Altar Gereja St. Fransiscus Xaverius

Jadwal Misa Gereja St. Fransiscus Xaverius























Parkir Misa Minggu Sore Gereja St. Fransiskus Xaverius

Di seberang gereja ini sedang dibangun Lippo Mall yang begitu luas. Rencananya akan ada Hypermart di situ. Saya bayangkan, daerah ini akan menambah pusat kemacetan di Denpasar. Ini bisa diprediksi dari lebar Jalan Kartika Plaza yang hanya bisa dilalui untuk dua kendaraan roda empat dua arah. Setiap misa akhir pekan, parkir gereja begitu penuh dan kita kesulitan untuk menempatkan mobil. Bisa dibayangkan kelak bila saat bubaran gereja, akan terjadi kesemrawutan dengan kendaraan yang lalu lalang menuju/dari mall yang saat ini tengah dibangun.

Capture Object
Berikut dua obyek yang sempat saya abadikan saat saya melintas berputar-putar di Bali :

Monumen Bom Bali


Monumen Bom Bali Legian
Taman Patung Kuda


Saatnya Balik Ke Jakarta

Senin 13 Mei 2013 adalah jadwal kepulangan ke Jakarta. Berhubung jadwal pesawat pukul 18.20, berarti hari itu saya masih bisa bermalas-malasan di Bali. Jadilah saya bangun agak siang, nyenyak tidur karena malam sempat hujan di Bali. Setelah bangun, langsung ambil sepedanya Pak Agus lagi untuk keliling-keliling, menyusur area bandara, patung kuda, monumen bom Bali, sampai menyusur ke Jalan Popies yang kondang itu. Balik ke penginapan disambung dengan makan pagi setengah siang, mandi dan istirahat sejenak menanti waktu check out pukul 12.00.

Warung Jawa - Jalan Warna Segara Gang Segara Mertha
Untuk mengisi waktu, saya memanfaatkan fasilitas internet gratis yang ada di resepsionis penginapan. Saat kedatangan memang oleh Pak Gde saya sudah dipersilakan untuk berselancar di dunia maya dengan memanfaatkan fasilitas dimaksud. Baru di hari terakhir ini saya sempat memanfaatkan tawaran tersebut. Longgarnya waktu membuat saya bisa jalan santai dari penginapan menuju bandara, melewati Warung Jawa di Jalan Warna Segara Gang Segara Mertha yang selama di Bali  menjadi andalan saya sebagai wisatawan backpacker.




AA 7515 persiapan take off, terlambat 40 menit

AA 7515 siap meninggalkan Bali

AA 7515 mendarat di Bandara Soetta








Tidak ada komentar:

Posting Komentar