Senin, 11 Februari 2013

Kunjungan Terakhir ke Yogya 2012, 1-2 Desember



Inilah kunjungan terakhir saya ke Yogyakarta (“Yogya”) di tahun 2012. Luar biasa bagi saya karena kunjungan ini sudah terencana sepuluh bulan sebelumnya, tepatnya 16 Februari 2012 saat saya berhasil mendapatkan tiket promo Air Asia (“AA”) Jakarta – Yogya  seharga Rp. 197.998. Saya berangkat 1 Desember 2012 dengan menggunakan AA QZ 7552 pukul 10.30, menempati seat 21E. Pulang dari Yogya keesokan harinya dengan AA QZ 7551 pukul 16.10, menempati seat 22A.

Ruang Tunggu Terminal 3 Bandara Soetta
Sejak di terminal tunggu keberangkatan di Terminal 3 Bandara Soetta sudah terlihat tanda-tanda bahwa penumpang sangat ramai. Ada sekelompok turis bermata sipit yang terlihat heboh sejak di ruang tunggu, bahkan saat pesawat hendak tinggal landas pun masih sempat berdiri menghampiri rekannya yang duduknya terpencar. Dengan nada tinggi pramugari pun seperti menghardik yang bersangkutan untuk segera duduk demi keselamatan. Kesannya jadi seperti orang yang tidak pernah nasik pesawat. Inilah suasana pemberangkatan itu.




AA siap meninggalkan Bandara Soetta





Di pesawat saya berdampingan dengan pasangan muda dari Bogor. Si suami mengaku sebagai pengajar di Depok dan akan berwisata beberapa hari di Yogya. Mereka juga mendapatkan tiket promo dengan harga sedikit lebih mahal dari tiket saya. Seperti inilah pemandangan di luar pesawat saat dalam perjalanan.










Waktu tempuh penerbangan berlangsung normal. Menjelang mendarat saya sempat mengambil gambar Stadion Mandala Krida dan Jalan Layang Janti. Hasilnya seperti ini:


Stadion Mandala Krida

Jembatan Layang Janti


Dengan hentakan yang cukup keras, pesawat pun mendarat di Yogya.




AA mendarat di Yogya


Tiba di Yogya bersamaan dengan waktunya makan siang. Saya pun mampir makan siang di Warung Pecel Wader Bu Amad di pojok perempatan gerbang Bandara Adisucipto. Dalam suasana yang terik saya melanjutkan perjalanan ke peninggalan Mbah Marijan di Kinahrejo.

Seperti inilah perempatan jalan menuju tempat Mbah Marijan :

Pintu Gerbang ke Kinahrejo

Tiket Parkir Area Kinahrejo



Pintu Masuk Kinahrejo
Begitu meninggalkan tempat parkir motor langsung disambut tawaran ojek, namun saya memilih jalan kaki saja. Jalan santai karena tidak ada agenda lain di hari itu, meski akhirnya terengah-engah juga. Suasana berkabut tebal sehingga sosok Gunung Merapi benar-benar tak bisa dilihat.











Tempat Meninggalnya Mbah Marijan


Pulang dari Kinahrejo sudah menjelang maghrib, jadi mampir santap senja dulu. Pilihan makan jatuh di sate kelinci pinggir jalan menuju jembatan Kali Kuning. Warung makannya tidak ada namanya. 

Esok harinya, hari Minggu, saya meluncur ke Magelang selatan. Cuaca tidak mendukung. Hujan mengguyur deras sehingga saya terpaksa berteduh di trotoar jembatan Kali Krasak yang merupakan perbatasan Yogya dengan Magelang. Cukup lama berteduh dan terkena hempasan (tampias) air hujan. Setelah hujan agak reda, saya melanjutkan perjalanan. Kali ini tujuannya adalah Kelurahan Ngargosoka, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Maksud hati sekedar ingin melihat saja sepintas lalu tempat dimana saya pernah tinggal selama dua bulan di sekitar tahun 1991.


Jalan yang saya lalu untuk sampai ke lokasi adalah melalui pertigaan Gulon, lurus naik atau ikuti jalan menanjak terus. Inilah kantor kelurahan dan sekolah dasar negeri di kelurahan tersebut.





Kantor Kelurahan Ngargosoka - Srumbung




Di wilayah ini tumbuh subur pohon salak di sejumlah kebun yang saat itu sedang berbuah bagus. Inilah sebagian di antaranya:






Sebenarnya saya ingin menengok sebentar ke Jurang Jero di lereng Gunung Merapi atau kawasan sabo (dam penahan lahar dingin). Melihat jalan yang tidak begitu bagus dan cuaca seperti hendak turun hujan, saya putuskan untuk membatalkan. Saya pulang lewat jalan yang berbeda dengan jalan kedatangan. Kali ini melewati atau menyeberangi jembatan Kali Putih, mampir sebentar di Ngepos (pos pengamatan gunung). Ada kapel di samping pos pengamatan, tempat di mana beberapa kali saya pernah menghadiri ibadah.





Lagi-lagi dalam perjalanan pulang ke Yogya saya diguyur hujan deras, kali ini di wilayah Sleman. Herannya, menjelang masuk Yogya hujan lagi-lagi reda.

Minggu sore saya bergegas pulang. Cuaca untuk kunjungan kali ini memang tidak begitu bersahabat. Sampai perjalanan pulang pun saya tetap diselimuti suasana mendung dan gerimis seperti di bawah ini:


AA Siap Meninggalkan Bandara Yogya




Sampai di Bandara Soetta cuaca lumayan lebih baik seperti ini:
AA Tiba Kembali di Jakarta

Itulah kilas kunjungan saya di Yogya pada penghujung tahun 2012. Secara keseluruhan cukup berkesan.